Senin, 01 Juli 2019

Persamaan dan Perbedaan Bimbingan dan Konseling

Persamaan dan Perbedaan Bimbingan dan Konseling

Persamaan bimbingan dan konseling :

  1. Sama-sama diterapkan dalam program persekolahan
  2. Sama-sama berusaha untuk memandirikan individu
  3. Sama-sama mengikuti norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat tempat kedua kegiatan itu diselenggarakan


Perbedaan bimbingan dan konseling :
Bimbingan
  1. Pelayanan bimbingan merupakan suatu proses. Ini berarti bahwa pelayanan bimbingan bukan sesuatu yang sekali jadi, melainkan melalui liku-liku tertentu sesuai dengan dinamika yang terjadi dalam pelayanan ini
  2. Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan. “Bantuan” di sini tidak diartikan sebagai bantuan materiil (seperti uang, hadiah, sumbangan, dll) melainkan bantuan yang bersifat menunjang bagi pengembangan pribadi bagi individu yang dibimbing
  3. Bantuan itu diberikan kepada individu, baik perseorangan maupun kelompok. Sasaran pelayanan bimbingan adalah orang yang diberi bantuan, baik orang seorang secara individual ataupun secara kelompok
  4. Pemecahan masalah dalam bimbingan dilakukan oleh dan atau kekuatan klien sendiri. Dalam kaitan ini, tujuan bimbingan adalah memperkembangkan kemampuan klien (orang yang dibimbing) untuk dapat mengatasi sendiri masalah-masalah yang dihadapinya, dan akhirnya dapat mencapai kemandirian
  5. Bimbingan dilaksanakan dengan menggunakan berbagai bahan, interaksi, nasihat, ataupun gagasan, serta alat-alat tertentu baik yang berasal dari klien sendiri, konselor, maupun dari lingkungan. Bahan-bahan yang berasal dari klien sendiri dapat berupa masalah-masalah yang sedang dihadapi, data tentang kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya, serta sumber-sumber yang dimilikinya ; sedangkan bahan-bahan yang berasal dari lingkungannya dapat berupa informasi tentang pendidikan, informasi tentang jabatan, informasi tentang keadaan sosial-budaya dan latar belakang kehidupan keluarga, dll. Interaksi dimaksudkan suasana hubungan atara orang yang satu dengan orang lainnya. Dalam interaksi ini dapat berkembang dan dipetik hal-hal yang menguntungkan bagi individu yang dibimbing. Nasihat biasanya berasal dari orang yang membimbing (konselor), sedangkan gagasan muncul baik dari pembimbing maupun dari orang yang dibimbing. Alat-alat dapat berupa sarana penunjang yang dapat lebih memperlancar atau mempercepat proses pencapaian suatu tujuan
  6. Bimbingan tidak hanya diberikan untuk kelompok-kelompok umur tertentu saja, tetapi meliputi semua usia, mulai dari anak-anak, remaja dan orang dewasa. Dengan demikian bimbingan dapat diberikan disemua lingkungan kehidupan, di dalam keluarga, di sekolah, dan di luar sekolah
  7. Bimbingan diberikan oleh orang-orang yang ahli, yaitu orang-orang yang memiliki kepribadian yang terpilih dan telah memperoleh pendidikan serta latihan yang memadai dalam bimbingan dan konseling
  8. Pembimbing tidak selayaknya memaksakan keinginan-keinginannya kepada klien karena klien mempunyai hak dan kewajiban untuk menentukan arah dan jalan hidupnya sendiri, sepanjang dia tidak mencampuri hak-hak orang lain
  9. Satu hal yang belum tersurat secara langsung dalam rumusan-rumusan diatas ialah: bimbingan dilaksanakan sesuai dengan norma-norma yang berlaku

Konseling
  1. Konseling melibatkan dua orang yang saling berinteraksi dengan jalan mengadakan komunikasi langsung, mengemukakan dan memperhatikan dengan seksama isi pembicaraan, gerakan-gerakan isyarat, pandangan mata, dan gerakan-gerakan lain dengan maksud untuk meningkatkan pemahaman kedua belah pihak yang terlibat di dalam interaksi itu
  2. Model interaksi di dalam konseling itu terbatas pada dimensi verbal, yaitu konselor dan klien saling berbicara. Klien berbicara tentang pikiran-pikirannya, tentang perasaan-perasaannya, tentang perilaku-perilakunya, dan banyak lagi tentang dirinya. Di pihak lain, konselor mendengarkan dan menanggapi hal-hal yang dikemukakan klien dengan maksud agar klien memberikan reaksinya dan berbicara lagi lebih lanjut. Keduanya terlibat dalam memikirkan, berbicara dan mengemukakan gagasan-gagasan yang akhirnya bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien 
  3. Interaksi antara konselor dan klien berlangsung dalam waktu yang relatif lama dan terarah pada kepada pencapaian tujuan. Berlainan dengan pembicaraan biasa, misalnya pembicaraan antara dua orang yang sudah bersahabat dan sudah lama tidak bertemu; arah pembicaraan dua sahabat itu bisa menjadi tidak begitu jelas dan tidak begitu disadari, biasanya di satu segi dapat bersifat seketika, dan di segi lain dapat melantur kemana-mana
  4. Tujuan dari hubungan konseling adalah terjadinya perubahan pada tingkah laku klien. Konselor memusatkan perhatiannya kepada klien dengan mencurahkan segala daya dan upayanya demi perubahan pada diri klien, yaitu perubahan ke arah yang lebih baik, teratasinya masalah yang dihadapi klien
  5. Konseling merupakan proses yang dinamis, dimana individu klien dibantu untuk dapat mengembangkan dirinya, mengembangkan kemampuan-kemampuannya dalam mengatasi masalah-masalah yang sedang dihadapi
  6. Konseling didasari atas penerimaan konselor secara wajar tentang diri klien, yaitu atas dasar penghargaan terhadap harkat dan martabat klien



Sumber:
http://abiednurulimahwibowo.blogspot.com/2012/04/800x600-normal-0-false-false-false-in-x_
16.html
Prayitno. 2008. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar