Jumat, 05 Juli 2019

Teori Humanisme


                                               Teori Humanisme

1.        Pengertian Teori Humanisme
Aliran humanistik muncul pada tahun 1960 sampai dengan 1970-an. Humanisme adalah gerakan filosofis yang menekankan kualitas unik manusia, terutama kehendak bebas dan potensi kehendak bebas manusia bagi tumbuh-kembang pribadi. Wawasan humanisme didasarkan pada gagasan berikut:
v Keunikan individu; Individu memiliki dorongan  asli  untuk  bertumbuh-kembang  secara  pribadi.
v Kehendak  bebas  yang  disadari; Individu menerapkan  kehendak  bebas  guna  mengendalikan  tindakan-tindakannya. 
v Tumbuh-kembang  pribadi; Individu adalah manusia yang rasional yang didorong oleh kebutuhan-kebutuhan yang disadarinya  untuk beraktualisasi diri.
Pendekatan humanistik juga menekankan kata “being” dari kata human being (manusia). Dengan kata lain, pendekatan ini berfokus pada kualitas manusia yang aktif dan siaga, yang mengubah manusia dari “being” menjadi “becoming”. Contohnya adalah si A melihat acara memasak di TV (sebagai being), kemudian si A tahu cara memasak cup cake beserta resepnya dan si A bisa mempraktekkannya (becoming).
Jadi teori humanisme memandang manusia secara keseluruhan, atau biasanya diartikan dengan istilah “memanusiakan manusia”
2.        Tokoh Teori Humanisme
a.    Combs
Comb dan kawan-kawan menyatakan apabila kita ingin memahami perilaku seseorang, kita harus mencoba memahami dunia persepsi orang itu. Combs dan kawan-kawan selanjutnya mengatakan bahwa perilaku buruk itu sesungguhnya tak lain hanyalah dari ketidakmauan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya. Apabila seorang guru mengeluh bahwa siswanya tidak mempunyai motivasi untuk melakukan sesuatu, ini sesungguhnya berarti bahwa siswa itu tidak mempunyai motivasi untuk melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh guru itu. Seperti, si A tidak bisa mengerjakan soal matematika bukan berati dia bodoh tetapi dia belum mengerti apa pentingnya mempelajari matematika tersebut.
Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi pembelajaran disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Dengan demikian, penyajian suatu materi tidaklah mempunyai arti yang besar bagi individu, karena individu yang memberikan arti kepada materi pembelajaran. Sehingga yang penting adalah bagaimana caranya membawa siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pembelajaran itu; bagaimana siswa menghubungkan materi pembelajaran tersebut dengan kehidupannya. (Principles of Instruction Design oleh Robert M. Gayne & Leslie J. Briggs: 212).
b.   Abraham Maslow
Abraham Maslow, yang terkenal dengan teori aktualisasi diri dan hierarki kebutuhan. Maslow mempelajari kehidupan orang yang sehat dan ideal. Oleh karena itu, melalui orientasinya yang optimis dan spiritual, Maslow menekankan potensi positif bawaan dalam diri manusia.
v Pengalaman Puncak (peak experience)
Pengalaman puncak umum dialami oleh orang yang telah mengaktualisasikan diri sepenuhnya. Pemahaman yang didapatkan melalui pengalaman puncak ini membantu orang untuk mempertahankan kepribadian yang dewasa. Individu yang telah mengalami pengalaman puncak, adalah nyaman dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain, mencintai dan kreatif, realistis dan produktif, memiliki pengetahuan yang realistis mengenai dirinya dan mampu menerima dirinya apa adanya, mandiri, spontan dan menyenangkan, cenderung memiliki rasa humor yang filosofis (tidak melakukan lelucon yang berbau etnis dan seksual), membangun hubungan yang mendalam dan intim dengan orang lain, mencintai sesama manusia. dan tidak mudah mengikuti orang lain.
v Hierarki kebutuhan Maslow
Maslow (1987) menyusun seluruh kebutuhan manusia ke dalam hierarki, seperti di bawah ini:






     




Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan biologis utama, seperti pakaian, makanan dan tempat tinggal. Kebutuhan rasa aman mencakup kebutuhan akan keadaan yang umumnya bisa diprediksi, yang membuat dunia menjadi masuk akal. Kebutuhan akan rasa memiliki dan cinta mencakup hubungan psikologis yang mendalam dengan orang lain. Kebutuhan akan penghargaan mencakup penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain. Kebutuhan puncak adalah aktualisasi diri, apabila seseorang sibuk memuaskan kebutuhan dasar mereka maka dia tidak akan bisa mencapai puncak hierarki kebutuhan (aktualisasi diri).
c.    Carl Rogers
v Pertumbuhan, Kontrol dalam Diri dan Experiencing Person
Kunci utama sudut pandang Rogers adalah orang cenderung berkembang ke arah yang positif. Orang yang sehat secara psikologis adalah mereka yang memiliki konsep diri luas yang mampu memahami dan menerima berbagai perasaan dan pengalaman. Kontrol diri yang berasal dari dalam diri seseorang adalah lebih sehat daripada kontrol yang dipaksakan dan berasal dari luar. Fokus pendekatan humanistik terletak pada apa yang disebut experiencing person. Ketidakmampuan untuk menerima aspek mengenai diri sendiri merupakan penghalang pertumbuhan pribadi.
v Terapi Rogers
Rogers memiliki pengaruh besar dalam  praktik psikoterapi. Rogers menyadari bahwa klienlah, bukan terapis, yang memahami letak permasalahan dan arah terapi seharusnya berlangsung. Dalam terapinya yang berorientasi pada klien, memiliki suasana psikologis yang sportif, seseorang belajar menghilangkan topengnya serta menjadi lebih terbuka dan percaya pada dirinya sendiri.
Rogers berpendapat bahwa ada dua kondisi utama yang diperlukan agar tercipta perubahan kepribadian yang konstruktif selama psikoterapi. Pertama, terapis memperlihatkan perhatian yang tulus terhadap klien. Kedua, terapis memiliki pemahaman empati terhadap kerangka acuan internal klien dan mengkomunikasikan pengalaman tersebut kepada klien (Rogers, 1951). Dengan kata lain, terapis yang sejati dapat merasakan ketegangan dan perasaan inkongruen pada klien, merefleksikan hal tersebut kembali pada klien. Dengan demikian membantu klien untuk menjadi lebih dewasa dan lebih berintegrasi dengan dirinya.
3.        Aplikasi Psikologi Humanistik Pada Pendidikan
Pendekatan humanistik diikhtisarkan, sebagai berikut:
v Siswa akan maju menurut iramanya sendiri dengan suatu perangkat materi yang sudah ditentukan lebih dulu untuk mencapai suatu perangkat tujuan yang telah ditentukan pula dan para siswa bebas menentukan cara mereka sendiri dalam mencapai tujuan mereka sendiri.
v Pendidik aliran humanistik mempunyai perhatian yang mendalam pada perbedaan individual.
v Ada perhatian yang kuat terhadap pertumbuhan pribadi dan perkembangan siswa secara individual. Tekanan pada perkembangan secara individual dan hubungan-hubungan manusia ini adalah suatu usaha untuk mengimbangi keadaan-keadaan baru yang selalu meningkat yang dijumpai oleh siswa, baik di dalam masyarakat bahkan mungkin juga di rumah mereka sendiri (Walter Dick & Lou Curey, 1978; 2).
Selanjutnya Gagne dan Briggs mengatakan bahwa pendekatan humanistik adalah pengembangan nilai-nilai dan sikap pribadi yang dikehendaki secara sosial dan pemerolehan pengetahuan yang luas tentang sejarah, sastra, dan pengolahan strategi berpikir produktif.

Daftar Pustaka
Soemanta, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Friedman, S. Howard. & Schustack, W. Miriam. 2006. Kepribadian (Teori Klasik dan Riset Modern). Jakarta: Penerbit Erlangga.
P.M., Sumardjono. & Windrawanto, Yustinus. 2013. Teori Kepribadian. Salatiga: Griya Media.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar