Teori
Humanisme
1.
Pengertian Teori Humanisme
Aliran humanistik
muncul pada tahun 1960 sampai dengan 1970-an. Humanisme adalah gerakan
filosofis yang menekankan kualitas unik manusia, terutama kehendak bebas dan
potensi kehendak bebas manusia bagi tumbuh-kembang pribadi. Wawasan humanisme
didasarkan pada gagasan berikut:
v Keunikan individu; Individu memiliki dorongan asli
untuk bertumbuh-kembang secara
pribadi.
v Kehendak bebas yang
disadari; Individu menerapkan
kehendak bebas guna
mengendalikan tindakan-tindakannya.
v Tumbuh-kembang
pribadi; Individu adalah manusia yang rasional yang didorong oleh
kebutuhan-kebutuhan yang disadarinya
untuk beraktualisasi diri.
Pendekatan humanistik
juga menekankan kata “being” dari kata human being (manusia). Dengan kata lain,
pendekatan ini berfokus pada kualitas manusia yang aktif dan siaga, yang
mengubah manusia dari “being” menjadi “becoming”. Contohnya adalah si A melihat
acara memasak di TV (sebagai being), kemudian si A tahu cara memasak cup cake
beserta resepnya dan si A bisa mempraktekkannya (becoming).
Jadi teori humanisme
memandang manusia secara keseluruhan, atau biasanya diartikan dengan istilah
“memanusiakan manusia”
2.
Tokoh Teori Humanisme
a.
Combs
Comb dan
kawan-kawan menyatakan apabila kita ingin memahami perilaku seseorang, kita
harus mencoba memahami dunia persepsi orang itu. Combs dan kawan-kawan selanjutnya
mengatakan bahwa perilaku buruk itu sesungguhnya tak lain hanyalah dari
ketidakmauan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan
kepuasan baginya. Apabila seorang guru mengeluh bahwa siswanya tidak mempunyai
motivasi untuk melakukan sesuatu, ini sesungguhnya berarti bahwa siswa itu
tidak mempunyai motivasi untuk melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh guru
itu. Seperti, si A tidak bisa mengerjakan soal matematika bukan berati dia
bodoh tetapi dia belum mengerti apa pentingnya mempelajari matematika tersebut.
Combs
berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa
mau belajar apabila materi pembelajaran disusun dan disajikan sebagaimana
mestinya. Dengan demikian, penyajian suatu materi tidaklah mempunyai arti yang
besar bagi individu, karena individu yang memberikan arti kepada materi
pembelajaran. Sehingga yang penting adalah bagaimana caranya membawa siswa
untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pembelajaran itu; bagaimana
siswa menghubungkan materi pembelajaran tersebut dengan kehidupannya.
(Principles of Instruction Design oleh Robert M. Gayne & Leslie J. Briggs:
212).
b.
Abraham Maslow
Abraham Maslow, yang
terkenal dengan teori aktualisasi diri dan hierarki kebutuhan. Maslow
mempelajari kehidupan orang yang sehat dan ideal. Oleh karena itu, melalui
orientasinya yang optimis dan spiritual, Maslow menekankan potensi positif
bawaan dalam diri manusia.
v Pengalaman Puncak (peak experience)
Pengalaman puncak umum
dialami oleh orang yang telah mengaktualisasikan diri sepenuhnya. Pemahaman
yang didapatkan melalui pengalaman puncak ini membantu orang untuk
mempertahankan kepribadian yang dewasa. Individu yang telah mengalami pengalaman
puncak, adalah nyaman dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain, mencintai
dan kreatif, realistis dan produktif, memiliki pengetahuan yang realistis
mengenai dirinya dan mampu menerima dirinya apa adanya, mandiri, spontan dan
menyenangkan, cenderung memiliki rasa humor yang filosofis (tidak melakukan
lelucon yang berbau etnis dan seksual), membangun hubungan yang mendalam dan
intim dengan orang lain, mencintai sesama manusia. dan tidak mudah mengikuti
orang lain.
v Hierarki kebutuhan Maslow
Maslow (1987)
menyusun seluruh kebutuhan manusia ke dalam hierarki, seperti di bawah ini:
Kebutuhan fisiologis
adalah kebutuhan biologis utama, seperti pakaian, makanan dan tempat tinggal.
Kebutuhan rasa aman mencakup kebutuhan akan keadaan yang umumnya bisa
diprediksi, yang membuat dunia menjadi masuk akal. Kebutuhan akan rasa memiliki
dan cinta mencakup hubungan psikologis yang mendalam dengan orang lain.
Kebutuhan akan penghargaan mencakup penghargaan terhadap diri sendiri dan orang
lain. Kebutuhan puncak adalah aktualisasi diri, apabila seseorang sibuk memuaskan
kebutuhan dasar mereka maka dia tidak akan bisa mencapai puncak hierarki
kebutuhan (aktualisasi diri).
c.
Carl Rogers
v Pertumbuhan, Kontrol dalam Diri dan Experiencing
Person
Kunci utama
sudut pandang Rogers adalah orang cenderung berkembang ke arah yang positif. Orang
yang sehat secara psikologis adalah mereka yang memiliki konsep diri luas yang
mampu memahami dan menerima berbagai perasaan dan pengalaman. Kontrol diri yang
berasal dari dalam diri seseorang adalah lebih sehat daripada kontrol yang
dipaksakan dan berasal dari luar. Fokus pendekatan humanistik terletak pada apa
yang disebut experiencing person. Ketidakmampuan untuk menerima aspek mengenai
diri sendiri merupakan penghalang pertumbuhan pribadi.
v Terapi Rogers
Rogers memiliki
pengaruh besar dalam praktik
psikoterapi. Rogers menyadari bahwa klienlah, bukan terapis, yang memahami
letak permasalahan dan arah terapi seharusnya berlangsung. Dalam terapinya yang
berorientasi pada klien, memiliki suasana psikologis yang sportif, seseorang
belajar menghilangkan topengnya serta menjadi lebih terbuka dan percaya pada
dirinya sendiri.
Rogers
berpendapat bahwa ada dua kondisi utama yang diperlukan agar tercipta perubahan
kepribadian yang konstruktif selama psikoterapi. Pertama, terapis
memperlihatkan perhatian yang tulus terhadap klien. Kedua, terapis memiliki
pemahaman empati terhadap kerangka acuan internal klien dan mengkomunikasikan
pengalaman tersebut kepada klien (Rogers, 1951). Dengan kata lain, terapis yang
sejati dapat merasakan ketegangan dan perasaan inkongruen pada klien,
merefleksikan hal tersebut kembali pada klien. Dengan demikian membantu klien
untuk menjadi lebih dewasa dan lebih berintegrasi dengan dirinya.
3.
Aplikasi Psikologi Humanistik Pada Pendidikan
Pendekatan humanistik
diikhtisarkan, sebagai berikut:
v Siswa akan maju menurut iramanya sendiri dengan
suatu perangkat materi yang sudah ditentukan lebih dulu untuk mencapai suatu
perangkat tujuan yang telah ditentukan pula dan para siswa bebas menentukan
cara mereka sendiri dalam mencapai tujuan mereka sendiri.
v Pendidik aliran humanistik mempunyai perhatian yang
mendalam pada perbedaan individual.
v Ada perhatian yang kuat terhadap pertumbuhan pribadi
dan perkembangan siswa secara individual. Tekanan pada perkembangan secara
individual dan hubungan-hubungan manusia ini adalah suatu usaha untuk
mengimbangi keadaan-keadaan baru yang selalu meningkat yang dijumpai oleh
siswa, baik di dalam masyarakat bahkan mungkin juga di rumah mereka sendiri
(Walter Dick & Lou Curey, 1978; 2).
Selanjutnya
Gagne dan Briggs mengatakan bahwa pendekatan humanistik adalah pengembangan
nilai-nilai dan sikap pribadi yang dikehendaki secara sosial dan pemerolehan
pengetahuan yang luas tentang sejarah, sastra, dan pengolahan strategi berpikir
produktif.
Daftar Pustaka
Soemanta, Wasty. 2006. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Friedman, S. Howard. & Schustack,
W. Miriam. 2006. Kepribadian (Teori Klasik dan Riset Modern). Jakarta: Penerbit
Erlangga.
P.M., Sumardjono. & Windrawanto,
Yustinus. 2013. Teori Kepribadian. Salatiga: Griya Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar